Terpanggil, Memuliakan Diri Dengan Kerja Mencegah Korupsi

Tatkala umat berhaji memenuhi panggilan berkunjung ke rumah Tuhan ditanah suci Mekah dan Madinah, setelah mensucikan diri dan berihram, berpakaian haji, mereka berseru dengan seruan Talbiah: “Labaik Allahumma Labaik……..”. “Saya dating memenuhi panggilan Mu ya Tuhan”. Mereka melakukan semua ritual haji karena terpanggil.

Terpanggil, dalam dunia kerja tentunya adalah melakukan pekerjaan yang terbaik hanya untuk-Nya. Artinya kita bekerja karena panggilan Tuhan dan melakukan yang terbaik karena kita mencintai Tuhan. Memuliakan diri dengan apa yang kita kerjakan tentunya mempunyai makna jauh lebih dalam ketimbang sebuah komitmen.

Terpanggil sudah berada pada tataran keselarasan antara hati, pikiran dan perbuatan. Menjalankan pekerjaan dengan hati, dipikirkan dengan sungguh-sungguh dan dijalankan dengan sebaik-baiknya itulah makna sebuah keterpanggilan.

Ini semua sama sekali tak ada hubungannya dengan hasil, melainkan proses. Bila kita telah melakukan semua yang terbaik dari awal hingga akhir, disanalah tugas kita berakhir. Hasilnya adalah urusan Tuhan. Apapun hasilnya sukses atau gagal itu kehendak Tuhan. Tugas kita hanya mengusahakan yang terbaik. Hasil adalah sebuah konsekuensi logis dari sebuah proses. Mereka yang terpanggil biasanya juga memiliki prinsip untuk memberikan lebih dari yang orang lain harapkan dari kita. Mereka juga melakukan dengan tulus tanpa harapan untuk dibalas. Balasannya hanya dari Tuhan.

Sebuah organisasi perlu berkembang dari organisasi “pemuas bos” menjadi organisasi pemuas pelanggan. Hal ini menjadi sangat penting terutama bagi organisasi yang memiliki barang jualan berupa service. Untuk berubah diperlukan orang-orang yang tidak hanya berkomitmen tetapi lebih jauh lagi yaitu keterpanggilan. Untuk berubah menjadi lebih baik, kita juga harus berani hijrah. Keluar dari zona nyaman. Tanpa itu kita tidak bisa “naik kelas” atau lebih parah lagi justru “turun kelas”. Tak ada yang bilang melakukan hijrah itu hal yang mudah, tapi bukan hal mustahil dilakukan. Memang sulit untuk melakukan hijrah tapi bisa dilakukan. Caranya, mulailah dengan berfikir segala sesuatu hal dengan izin Allah tentunya itu bisa dilakukan.

Selanjutnya berbicara soal service, ada beberapa tingkatan dalam hidup ini. Pertama, penyusu. Tahapan ini biasanya terjadi pada saat kita masih bayi atau pada saat kita tua nanti. Orang lain memberikan apa yang kita perlukan. Tahap selanjutnya adalah penjelajah. Pada masa ini kita mulai mencari jati diri. Setelah menjelajah, kita mulai menjadi pejuang yang berusaha membuktikan kemampuan diri.

Tahapan ini berlanjut dengan menjadi penyayang. Dengan segala yang dicapai, kita menikmati memberi. Dari kesenangan memberi kepada orang lain, kita akan menjadi pengasih yang menemukan kebahagiaan dan memiliki keyakinan. Puncak piramida ini dihuni oleh para penyulap. Dengan menjadi penyulap, kita mentransformasikan hidup dengan memberikan arti pada hidup orang lain. Kita berusaha membuat hidup orang lain menjadi berarti.

Namun, tingkatan ini sama sekali tak ada hubungannya dengan usia dan jabatan. Orang-orang yang memiliki jabatan tinggi tidak berarti telah mencapai puncak piramida. Bukan itu saja, orang-orang bisa saja mengalami penurunan. Misalnya, mereka yang telah ada di tahap pengasih, bisa saja turun lagi menjadi penyusu. Semua tergantung orangnya. Itulah pentingnya keterpanggilan.

20 Oktober 2014 adalah saat bersejarah. Bangsa Indonesia mempunyai Presiden baru Jokowi. Semoga Presiden Jokowi dengan Timnya, kabinetnya adalah orang-orang yang terpanggil yang sesuai janji mereka akan membangun Indonesia yang lebih baik. Yang akan membangun berlandaskan pertanian dan pembangunan pedesaan. Membangun peradaban mulai dari desa yang berbudaya dan beradab.

Mensyukuri nikmat Tuhan pada bangsa dan negara ini dengan sumber daya “Tropical Terrestrial Maritime and Marine Resources” yang berlimpah. Dan karenanya cerdas mengelolanya demi kesejahteraan seluruh bangsa. Dan terus membangun dan meningkatkan martabat bangsa ini dengan terus memerangi kebodohan, kemelaratan dan khususnya Korupsi.

Kantor DPP GMPK

Jl. Budi Raya No. 9 B
Gedung DNR Lantai 1
Kebon Jeruk
Jakarta Barat
Kode Pos 11530
Telp : (021) 532-7604
Email: info@gmpk.or.id

Kirim Artikel

Silahkan mengirim artikel anda ke redaksi@gmpk.or.id

Peta Lokasi Kantor

Ke atas